Caitlyn Header

Caitlyn Header

Saturday, February 28, 2004

Friendster Mania!!!


Tau gak? Ada fenomena heboh di dunia maya beberapa bulan terakhir ini. Gue juga kurang jelas tepatnya kapan friendster itu ada (baca: males research) dan tepatnya sejak kapan anak-anak Indonesia doyan maen friendster. Kalo gue sih baru mulai kemaren meskipun gue udah tau friendster lama banget gara-gara di add sama salah satu temen gue si Winda. Cuma pas waktu itu cookies gue privacynya lagi medium jadi gue gagal total ikutan friendster.

Kemaren juga nih di rumah Angga, rapat Sanlat YIMSA hampir tidak berjalan lancar karena tiap-tiap makhluk YIMSA minta diisi testimonialnya oleh makhluk YIMSA lainnya. Gue yang masih freshie dengan friendster rada-rada aneh juga ngeliatnya. Gila aja! Tapi hari ini gue baru menyadari lucu juga baca-baca pendapat orang tentang kita. Dan yang paling menarik lagi buat gue karena bisa ketemu temen lama.

Akhirnya, semoga fenomena friendster ini lebih membawa dampak baik buat generasi muda Indonesia daripada dampak buruknya. Karena hanya dalam waktu 2 hari, gue udah ketagihan nge-add temen-temen gue. Mau makan ingat friendster, mau mandi inget friendster, mau tidur ingat friendster sampai mimpi juga inget friendster!!! Trus kapan gue belajarnya donkkkkkkkk!!! Hehehe.....

Tuesday, February 03, 2004

Jendela-jendela


Jendela itu apa sih? Itu lho... celah keluar masuknya udara di rumah, di apartemen atau di gedung sekalipun. Cuma jendela-jendela yang dibangun oleh Fira Basuki ini lain. Jendelanya penuh dengan bermacam cerita tentang hidup dan kehidupan. Jendela-jendela Fira ini, adalah salah satu dari trilogi Pintu dan Atap. Yaa... semuanya adalah bagian rumah. Maksudnya? Tangkap sendiri lewat uraian nada kisah Fira.

Namanya June, lengkapnya June Larasati Subagio. Seorang wanita berdarah Jawa kental, bersuamikan Jigme, pria Tibet baik hati yang kemudian memeluk Islam. Hidup June tidak sebegitu penuh liku dan memilukan namun tetap ada cerita yang terselip di dalamnya. Cerita tentang masa kuliahnya, pacar-pacarnya, suaminya, teman sekantornya sampai selingkuhannya. June anak orang kaya dan "pemboros" sedang Jigme adalah lelaki sederhana namun hangat. Sanggupkah kedua insan ini memadukan dua kutub yang berbeda?

Ada beberapa inti cerita yang saya suka dari novel ini. Cerita simpel dan tidak berlebih, sungguh paradoks dari novel-novel pada umumnya. Gaya bahasanya ringan (agak berbeda dengan Pintu yang gaya bahasanya agak sedikit njelimet) dan jalan ceritanya membuat saya selalu penasaran apa yang akan terjadi di akhir kisah sampai-sampai saya selesai membaca novel sejumlah 154 halaman ini hanya dalam beberapa jam saja. Ini bukan karena saya kutu buku lho, tapi karena saya hampir-hampir jatuh cinta pada tokoh Jigme, pria baik hati yang menghabiskan waktunya untuk kerja rodi ala Singaporean bukan karena dia ingin tetapi karena dia harus, demi cintanya dan demi hidup kekasih abadinya, June. Pria yang bekerja dari pagi hingga petang dan masih menyisakan malamnya untuk ikut kelas MENGAJI demi untuk menjadi ayah yang bisa menjadi imam bagi anak-anaknya kelak. Jigme juga menangis dan bersedih ketika June harus keguguran dan kemudian sulit untuk hamil lagi. Wanita mana yang tidak mengidamkan pria kebapakan seperti Jigme? Sayangnya June membalasnya berbeda. June pikir Jigme pulang malam karena selingkuh!

Buat mbak Fira kalau baca blog aku. Cuma dua kata buat mbak Fira! Wow... brilian!!! Kapan yah... aku bisa bikin novel sendiri. Huhuhu.... Cica ngayal... ngerjain assignment 3000 kata aja udah males berat apalagi novel!!! Buat yang belum baca, waduh buruan baca!!! Siapa tahu kalian juga jatuh cinta pada tokoh Jigme seperti aku :P Kan Jigme bisa jadi COKIBER!!! Apa tuh???? COWOK KITA BERSAMA.... huhuhu... sayang cuma dalam mimpi!!!