Caitlyn Header

Caitlyn Header

Tuesday, January 06, 2004

Perpisahan: Episode Akhir


'Terserah kamu deh, Dit. Mau dateng ke acara ketemuan temen-temen SMA kamu atau enggak. Aku gak maksa kamu mesti nemenin aku hari ini. Aku gak mau kamu nyesel gara-gara aku', kalimat itu meluncur deras dari mulut Tita.

Pilih temenin aku donk, please please. Kan jarang-jarang kita bisa ketemuan kaya gini. Tahun ini mungkin aku gak akan pulang selama setahun lebih dan kamu bakal sibuk sama kerjaan kamu.

Suasana hening sejenak. Sepertinya Adit sedang berpikir kemana dia akan melangkahkan kakinya tepat pukul 2 siang nanti.

'Aku ke tempat temen-temen aku yah. Abis gak enak. Bentar aja paling', kata-kata itulah yang akhirnya dipilih Adit.

'Oh ... ya udah', cuma sepotong kalimat yang diucap Tita.

Pupus sudah harapan Tita. Semuanya akan berakhir mulai detik ini. Mungkin ini masalah sepele bagi orang lain tapi bagi Tita ini prinsipil. Tita tidak ingin memaksa Adit untuk lebih memilih Tita. Tapi Adit juga tak bisa memaksa Tita untuk tetap bersamanya atas pilihannya itu. Mungkin orang juga bilang Tita egois menginginkan Adit untuk Tita seorang. Salahkah untuk kurun waktu 4 minggu saja? Mungkin benar karena orang lain tidak pernah merasakan seperti apa yang Tita rasa. Sejak awal berpacaran kami selalu berjauhan, bahasa bekennya long distance. Oleh karenanya mungkin kata berpisah adalah kata yang seharusnya Tita lafalkan dari dulu. Biar Adit bebas menjadi dirinya sendiri dan biar Tita tetap dengan prinsip Tita. Teman bagi Adit adalah segalanya. Tita bisa terima itu karena bagi Tita teman juga adalah segalanya. Tapi tidak kah pernah Adit mengingat kembali, siapa yang selama tiga tahun ini menunggunya pulang tiap satu semester berlalu? Siapa yang selama 12 musim berlalu hanya satu musim ditemuinya? Siapa yang selalu mengingatkannya untuk makan biar gak sakit? Siapa yang mengingatkannya untuk sholat dan mengaji? Mungkin temannya........... :( (bersambung)