Caitlyn Header
Sunday, December 21, 2003
Kartini
Beberapa hari yang lalu, gue jalan-jalan ke perpustakaan. Uhm... bukunya lumayan lengkap tapi kebanyakan tentang dunia bisnis dan perbankan. Eh... gak sengaja, mata gue bersirobok dengan tulisan yang sangat menarik yang biasanya tuh tulisan cuma pernah gue denger gak pernah gue liat apalagi baca. Judulnya "Surat-surat Kartini". Buku ini adaah buku kumpulan surat-surat Kartini yang dialihbahasakan ke bahasa Indonesia. Buku ini seharusnya berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" cuma gara-gara tuh judul udah gak sesuai dengan perkembangan jaman akhirnya judulnya diubah sesuai jaman saat ini. Sapa coba yang gak pernah dengar tentang buku ini. Inget nama Abendanon kan? Nah dia tuh yang ngumpulin surat-suratnya Kartini sampai akhirnya jadi sebuah buku.
Gue emang belom sempet baca ampe abis karena mata gue udah sepet-sepet pas baca alias ngantuk. Tapi gue sempet baca beberapa halaman surat-surat Kartini itu. Subhanallah, ada yang bikin gue tercengang. Bahasa yang dipakai oleh Ibu Kartini sangat tertata apik, pemikirannya sudah jauh sangat modern untuk wanita pada jamannya. Terlebih itu dalam bahasa Belanda. Padahal tahu sendiri kan pendidikan untuk perempuan pada jaman itu. Sangat terbatas! Sejak kecil ia harus dipingit tapi semangatnya untuk maju sebagai perempuan berilmu tak pernah patah. Dengan metode surat-menyurat dengan wanita-wanita barat daya olah pikirnya maju pesat.
Beruntung Kartini adalah anak petinggi sehingga meskipun sedikit, kehausannya akan keingintahuan tentang dunia luar masih bisa terpenuhi. Tapi bagaimana dengan wanita lainnya? Sayangnya pada usia yang masih sangat muda yaitu 25 tahun ketika melahirkan seorang putra, beliau meninggal dunia.
Kalau gue pikir nih yah, antara semangat beliau yang membara dan umurnya yang singkat dengan kematian yang dramatis lah yang bikin nama beliau harum sampai sekarang....
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment