Post ini dibuat jam 2 pagi, pas banget selesai edit-edit ganti blog skin. Terus kepikiran, sekarang gw adalah ibu dari 2 orang anak yang lucu-lucu. Alhamdulillah.. sujud syukur kepada Allah atas rezeki dan nikmatnya menjadi ibu. Dan kalau nengok-nengok blog ini, aihhh gak terasa ya waktu benar-benar bergulir cepat (*aduh apalagi kalo musim peak season gini banyak deadline.. waktu kayanya terbang..).
Kalau dulu gw punya banyak sekali waktu untuk nulis di blog, baca novel, foto-foto, edit-edit dan banyak hal lain dan oh may.. sekarang rasanya punya waktu untuk tidur pules aja susah banget. Rasanya waktu yang gw habiskan sama anak-anak selalu terasa kurang. Adilan dan Alisya, both are my sunshine, always brighten up my day and always make me smile. They have thousand ways to keep me happy.
Well, become a mother does change you but for sure it changes you to become a better person, more mature and more thankful to Allah.
PS: Ngepost pagi-pagi buta begini bener-bener blur gw sebenernya mau nulis apaan sih. Hehehe...
oktariza
#this blog is mine and this is my story#
Caitlyn Header
Friday, February 07, 2014
Change Blog Skin
Abis nonton film Brave sendirian karena misua udah berlayar duluan ke pulau kapuk. Hehehe.
Lalu pengen ngeblog tapi blog skin sebelumnya gak bisa ada spasinya. Eh pake blog skin baru tetep gak ada spasinya pas abis di edit. Ini sekarang lagi ngetes, apa bisa ada spasinya atau gak.
Tau gak ternyata gw yang bego pake HTML instead of compose.. #doenggg...
Lalu pengen ngeblog tapi blog skin sebelumnya gak bisa ada spasinya. Eh pake blog skin baru tetep gak ada spasinya pas abis di edit. Ini sekarang lagi ngetes, apa bisa ada spasinya atau gak.
Tau gak ternyata gw yang bego pake HTML instead of compose.. #doenggg...
Wednesday, January 08, 2014
Wisdom Teeth Operation
Di penghujung tahun 2013, tepatnya tanggal 29 Januari 2013, akhirnya dengan kebulatan tekad, saya melakukan operasi dua gigi bungsu bawah. Bukan pilihan mudah dan bukan pula pilihan yang dibuat dalam waktu singkat. Perlu hampir 5 tahun untuk mengumpulkan kepingan keberanian melakukan operasi ini. Ya saya tahu saya mempunyai dua gigi bungsu bawah yang tidak tumbuh sempurna (tumbuh dalam posisi hampir tidur dan tidak keluar dari gusi sama sekali) sejak anak pertama saya lahir. Keluhan hampir tidak ada waktu itu dan karena saya akan ikut suami yang mengambil S2 di Perancis, saya pun tidak jadi operasi gigi.
Singkat cerita, dalam 2 tahun terakhir ini kepala saya sering pusing, leher sakit-sakit dan pundak rasanya berat. Perjalanan pertama di mulai ke dokter spesialis mata (karena kalau sedang pusing mata saya ikutan berat) dan dokter mata merujuk ke dokter syaraf. Lalu dokter syaraf memberikan terapi obat dan juga merujuk ke dokter spesialis jantung. Dengan terapi obat dari dokter spesialis syaraf, migren (dengan aura)saya yang biasanya muncul setiap bulan (biasanya kalau mau dapet)pun hilang. Dokter spesialis jantungpun menguatkan bahwa tidak ada katup jantung saya yang bocor (yang biasanya menyebabkan migren) setelah transesophageal echocardiography (TEE)dilakukan. Untuk informasi saja, TEE ini lumayan tidak nyaman di lakukan dan biayanya tergolong mahal.
Sang dokter spesialis syarafpun mengajurkan agar saya ke dokter gigi dan benar saja setelah saya ke dokter spesialis bedah mulut, gigi bungsu saya yang tidur itu letaknya dekat sekali dengan syaraf-syaraf yang mungkin 60% menyebabkan saya sering sakit kepala dan lain-lain itu. Dan lagi-lagi karena posisi gigi bungsu saya yang letaknya agak sulit (karena di dalam gusi dan tulang rahang, mulut yang kecil dan pipi yang tembem.. hehehe..), drg SpBM menyarankan odontectomy dengan bius total.
Oh my God, saya jadi bingung. Kalau bius lokal saya takut lihat darah muncrat-muncrat dan kalo bius total saya takut di bius karena saya punya banyak alergi. Setelah mengunjungi 4 drg SpBM (3 dari 4 dokter menyarankan untuk bius total), jadilah saya odontectomy. Pas operasi ya tidak terasa karena di bius, tapi selama seminggu setelah operasi sakitnya bukan main dan tentu saja pipi-pipi saya bengkak gede banget.
Hari ini H+10 saya setelah operasi, rasanya tidak biasa di mulut masih ada, pusing-pusing dikit juga masih ada, tapi jauhhhhh lebih baik dari pas seminggu pertama setelah operasi. Akan tetapi sang dokter bilang bahwa membutuhkan 4 minggu sampai semua proses recoverynya selesai. Oh well, it is true that only time will heal :)
Singkat cerita, dalam 2 tahun terakhir ini kepala saya sering pusing, leher sakit-sakit dan pundak rasanya berat. Perjalanan pertama di mulai ke dokter spesialis mata (karena kalau sedang pusing mata saya ikutan berat) dan dokter mata merujuk ke dokter syaraf. Lalu dokter syaraf memberikan terapi obat dan juga merujuk ke dokter spesialis jantung. Dengan terapi obat dari dokter spesialis syaraf, migren (dengan aura)saya yang biasanya muncul setiap bulan (biasanya kalau mau dapet)pun hilang. Dokter spesialis jantungpun menguatkan bahwa tidak ada katup jantung saya yang bocor (yang biasanya menyebabkan migren) setelah transesophageal echocardiography (TEE)dilakukan. Untuk informasi saja, TEE ini lumayan tidak nyaman di lakukan dan biayanya tergolong mahal.
Sang dokter spesialis syarafpun mengajurkan agar saya ke dokter gigi dan benar saja setelah saya ke dokter spesialis bedah mulut, gigi bungsu saya yang tidur itu letaknya dekat sekali dengan syaraf-syaraf yang mungkin 60% menyebabkan saya sering sakit kepala dan lain-lain itu. Dan lagi-lagi karena posisi gigi bungsu saya yang letaknya agak sulit (karena di dalam gusi dan tulang rahang, mulut yang kecil dan pipi yang tembem.. hehehe..), drg SpBM menyarankan odontectomy dengan bius total.
Oh my God, saya jadi bingung. Kalau bius lokal saya takut lihat darah muncrat-muncrat dan kalo bius total saya takut di bius karena saya punya banyak alergi. Setelah mengunjungi 4 drg SpBM (3 dari 4 dokter menyarankan untuk bius total), jadilah saya odontectomy. Pas operasi ya tidak terasa karena di bius, tapi selama seminggu setelah operasi sakitnya bukan main dan tentu saja pipi-pipi saya bengkak gede banget.
Hari ini H+10 saya setelah operasi, rasanya tidak biasa di mulut masih ada, pusing-pusing dikit juga masih ada, tapi jauhhhhh lebih baik dari pas seminggu pertama setelah operasi. Akan tetapi sang dokter bilang bahwa membutuhkan 4 minggu sampai semua proses recoverynya selesai. Oh well, it is true that only time will heal :)
Friday, January 18, 2013
Be Positive!
Hari ini Jakarta di guyur hujan seharian. Lebih tepatnya sejak hari Selasa kemarin hujan seakan tidak pernah berhenti "memandikan" Jakarta yang penuh polusi. Akhir dari hujan yang berkepanjangan tentu saja tidak lain dan tidak bukan adalah banjir.
Saya sendiri alhamdulillah tidak terjebak banjir hari ini karena jalan akses keluar dari kompleks rumah saya tertutup banjir. Alhasil pagi ini suami memutar balik mobil karena mobil matic kami tentu saja akan "koit" kalau dipaksakan menerjang banjir. Dan sesampainya di rumah kembali, benar saja semua mention twitter, FB, group whatsapp, dan info dari kantor semua menganjurkan untuk tetap berada di rumah karena jalanan tertutup banjir dan macet total.
Lalu apa hubungannya judul posting saya kali ini dengan banjir? Hehehe.. Well hubungannya adalah apapun kejadian yang ada be positive! Be positive itu bukan hanya dari apa yang ada dalam kepala kita, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah kata-kata yang kita ucapkan dalam setiap kesempatan. Sering donk kita ngomong, "Aduh hujan pasti bakal banjir nih!". Nah daripada ngomong kaya gitu kan mending kita ngomong yang lebih positif contohnya kira-kira seperti ini, "Saya ingin ketika hujan turun, banjir tidak akan pernah datang lagi. Itulah mengapa saya ingin selalu buang sampah pada tempatnya sebagai permulaan dan saya akan mengajarkan hal itu kepada anak-anak saya".
Atau pada hal lain yang tidak berhubungan dengan hujan atau banjir. Daripada komplain terus tentang kantor tempat kita bekerja atau tentang bos kita, contohnya, "Saya ingin bos saya tidak hobi marah-marah". Nah ya kalo hal itu jelas kita tidak akan bisa mengubah si bos kita itu. Oleh sebab itu, kalimat itu harus dijadikan kalimat postif menjadi misalnya seperti, "Suatu saat nanti saya akan membuat sebuah perusahaan yang menerapkan keterbukaan antara atasan dan bawahan'. Wah kalo kita pakai kalimat kedua kita bisa sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui tuh. Kenapa? Ya karena selain kita menjadi pribadi yang positif, kita juga secara implicit sedang membangun asa bahwa kita akan menjadi bos (yang baik).
Tuh kan kalo kita menjadi pribadi yang selalu positif pasti deh semua akan terasa jauh lebih ringan dan jauh lebih nikmat.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? QS. Ar Rahman (Surat ke-55)
Saya sendiri alhamdulillah tidak terjebak banjir hari ini karena jalan akses keluar dari kompleks rumah saya tertutup banjir. Alhasil pagi ini suami memutar balik mobil karena mobil matic kami tentu saja akan "koit" kalau dipaksakan menerjang banjir. Dan sesampainya di rumah kembali, benar saja semua mention twitter, FB, group whatsapp, dan info dari kantor semua menganjurkan untuk tetap berada di rumah karena jalanan tertutup banjir dan macet total.
Lalu apa hubungannya judul posting saya kali ini dengan banjir? Hehehe.. Well hubungannya adalah apapun kejadian yang ada be positive! Be positive itu bukan hanya dari apa yang ada dalam kepala kita, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah kata-kata yang kita ucapkan dalam setiap kesempatan. Sering donk kita ngomong, "Aduh hujan pasti bakal banjir nih!". Nah daripada ngomong kaya gitu kan mending kita ngomong yang lebih positif contohnya kira-kira seperti ini, "Saya ingin ketika hujan turun, banjir tidak akan pernah datang lagi. Itulah mengapa saya ingin selalu buang sampah pada tempatnya sebagai permulaan dan saya akan mengajarkan hal itu kepada anak-anak saya".
Atau pada hal lain yang tidak berhubungan dengan hujan atau banjir. Daripada komplain terus tentang kantor tempat kita bekerja atau tentang bos kita, contohnya, "Saya ingin bos saya tidak hobi marah-marah". Nah ya kalo hal itu jelas kita tidak akan bisa mengubah si bos kita itu. Oleh sebab itu, kalimat itu harus dijadikan kalimat postif menjadi misalnya seperti, "Suatu saat nanti saya akan membuat sebuah perusahaan yang menerapkan keterbukaan antara atasan dan bawahan'. Wah kalo kita pakai kalimat kedua kita bisa sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui tuh. Kenapa? Ya karena selain kita menjadi pribadi yang positif, kita juga secara implicit sedang membangun asa bahwa kita akan menjadi bos (yang baik).
Tuh kan kalo kita menjadi pribadi yang selalu positif pasti deh semua akan terasa jauh lebih ringan dan jauh lebih nikmat.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? QS. Ar Rahman (Surat ke-55)
Tuesday, June 21, 2011
Maternity Leave
Ga terasaaaaaaaaa... Alisya udah hampir 5 bulan dan itu berarti sebentar lagi udah masuk kerja lagi. Bakalan kangen masa-masa di rumah sama anak-anak. Di rumah sama anak-anak itu menyenangkan sekali, apalagi Adilan udah mulai bisa banyak hal. Jadinya seru tiap hari bikin acara buat Adilan, bikin kurikulum buat Adilan. Hari ini menggunting, besok mewarnai, besoknya lagi tracing, besoknya lagi singing, besoknya ke children centre, besoknya ke taman, besoknya ke baby clinic dan masih buanyakkk lagi. Wahhhhhhhhh pokoknya seru bangetttttt...
Ga tega sebenernya ninggalin anak-anak ke kantor! Hikss.. Rasanya masih pengen peluk-pelukan terus sama anak-anak dari pagi sampe malem. Yaa tapi gimana ya nak, Mama kan harus cari rejeki juga yaa.. InsyaAllah nanti Mama atur waktu yang bagus jadi masih bisa spent waktu banyak sama Adilan dan Alisya..
Luv you sooooooooooooo... my two little stars.. :*
Ga tega sebenernya ninggalin anak-anak ke kantor! Hikss.. Rasanya masih pengen peluk-pelukan terus sama anak-anak dari pagi sampe malem. Yaa tapi gimana ya nak, Mama kan harus cari rejeki juga yaa.. InsyaAllah nanti Mama atur waktu yang bagus jadi masih bisa spent waktu banyak sama Adilan dan Alisya..
Luv you sooooooooooooo... my two little stars.. :*
Thursday, April 21, 2011
Hidup di Rantau
Entah karena di dalam tubuh saya mengalir 50% darah Padang, atau saya memang hobbi tinggal di negara orang, yang jelas dalam waktu 27 tahun, saya sudah merasakan hidup dan tinggal di empat negara yang berbeda (tentu saja negara yang saya singgahi untuk sekedar liburan tidak saya hitung). Well, yang ingin saya bahas sekarang adalah enaknya dan tidak enaknya hidup di rantau.
Saya memulai bermimpi untuk tinggal di luar negeri sejak SMP. Gara-garanya sepele dan naif, karena saya ingin bisa bahasa Inggris, jadi kalau suatu saat nanti saya ketemu Pangeran William (ternyata ketika sang Pangeran akan menikah, saya sedang tinggal di negaranya! Subhanallah yaa.. :) ) saya bisa berbincang-bincang dengannya. *Maklum ya masih SMP pikirannya cupet. Hahaha.. Masa sih cuma itu? Hmmm.. Oh iya ada lagi! Sejak saya kecil, Mama dan Papa saya sering sekali bercerita tentang globalisasi, ya tentang bagaimana suatu saat nanti orang akan mobile sekali (contoh yang dulu orang tua saya berikan adalah nanti di Indonesia itu dokternya bisa orang dari mana saja, makanya kita orang Indonesia harus pintar supaya biasa bersaing dengan orang asing). Very inspirational ternyata untuk saya cerita kedua orangtua saya itu. Dan disinilah saya sekarang, di kota London, bekerja sebagai seorang qualified auditor dengan teman-teman saya dari berbagai negara. Seperti mimpi yang jadi kenyataan. اَللّهُ Maha Besar!
Meskipun ada angan saya yang sudah menjadi kenyataan, saya belum puas (tapi bukan berarti saya tidak bersyukur lho), masih ada berderet-deret angan yang ingin saya gapai.
Saya memulai bermimpi untuk tinggal di luar negeri sejak SMP. Gara-garanya sepele dan naif, karena saya ingin bisa bahasa Inggris, jadi kalau suatu saat nanti saya ketemu Pangeran William (ternyata ketika sang Pangeran akan menikah, saya sedang tinggal di negaranya! Subhanallah yaa.. :) ) saya bisa berbincang-bincang dengannya. *Maklum ya masih SMP pikirannya cupet. Hahaha.. Masa sih cuma itu? Hmmm.. Oh iya ada lagi! Sejak saya kecil, Mama dan Papa saya sering sekali bercerita tentang globalisasi, ya tentang bagaimana suatu saat nanti orang akan mobile sekali (contoh yang dulu orang tua saya berikan adalah nanti di Indonesia itu dokternya bisa orang dari mana saja, makanya kita orang Indonesia harus pintar supaya biasa bersaing dengan orang asing). Very inspirational ternyata untuk saya cerita kedua orangtua saya itu. Dan disinilah saya sekarang, di kota London, bekerja sebagai seorang qualified auditor dengan teman-teman saya dari berbagai negara. Seperti mimpi yang jadi kenyataan. اَللّهُ Maha Besar!
Meskipun ada angan saya yang sudah menjadi kenyataan, saya belum puas (tapi bukan berarti saya tidak bersyukur lho), masih ada berderet-deret angan yang ingin saya gapai.
Tuesday, April 19, 2011
Gelar
Awal tahun lalu, tepatnya di tahun 2010, alhamdulillah saya telah menyelesaikan program profesi saya. Saya baru teringat beberapa hari yang lalu ketika mengambil majalah profesi saya di kotak pos. Ada embel-embel CPA di belakang nama saya. Sekitar 5 tahun yang lalu, ketika saya mulai bekerja sebagai auditor hal itu seperti menjadi salah satu cita-cita saya dan yang membuat saya bersemangat. Hahaha... Tetapi ketika gelar itu benar-benar dalam genggaman, eh malah lupa. Hehehe..
Saya kemudian jadi teringat almarhum Papa saya juga. Pernah di suatu kesempatan, saya hendak menuliskan nama beliau beserta gelarnya, tapi beliau menolak. Cukup namanya saja, ungkap beliau kala itu. Dan saya tidak bertanya mengapa saat itu.
Di London? Wah apalagi! Gelar tidak pernah ditulis! Saya tidak tahu kenapa dan saya tidak ingin cari tahu juga. Yang jelas menurut saya, ilmu yang kita dapat jauh lebih penting ketimbang si gelar itu sendiri.
Saya kemudian jadi teringat almarhum Papa saya juga. Pernah di suatu kesempatan, saya hendak menuliskan nama beliau beserta gelarnya, tapi beliau menolak. Cukup namanya saja, ungkap beliau kala itu. Dan saya tidak bertanya mengapa saat itu.
Di London? Wah apalagi! Gelar tidak pernah ditulis! Saya tidak tahu kenapa dan saya tidak ingin cari tahu juga. Yang jelas menurut saya, ilmu yang kita dapat jauh lebih penting ketimbang si gelar itu sendiri.
Rindu Kampung Halaman
Hampir 2 tahun sudah saya tidak pulang kampung. Ya saya tahu,Jakarta macet, Jakarta polusi, Jakarta bla bla bla dan masih berderet-deret lagi kekurangan Jakarta, tapi... saya tetap rindu. Saya memang tidak lahir di Jakarta, tapi beberapa tahun setelah menginjakkan kaki di Jakarta saya sedikit demi sedikit jatuh cinta pada Jakarta. Well, sebenarnya mungkin yang saya rindukan bukan Jakartanya saja, tetapi keluarga, kerabat, sahabat dan teman-teman tercinta.Belum ditambah lagi makanan dan jajanan khas Indonesia. Hmmm rasanya tambah ingin cepat-cepat liburan ke Indonesia. Plus lagi harganya yang bersahabat di kantong dan halal.
Kalau di London ini, jajanan favorit kami hanya ayam panggang, fish and chips, fried chicken dan burger (dan itupun hanya di tempat-tempat makan tertentu yang halal).
Baiklah sekian dulu karena suami saya sudah mengajak sholat berjama'ah.
Kalau di London ini, jajanan favorit kami hanya ayam panggang, fish and chips, fried chicken dan burger (dan itupun hanya di tempat-tempat makan tertentu yang halal).
Baiklah sekian dulu karena suami saya sudah mengajak sholat berjama'ah.
Sunday, March 20, 2011
Back Blogging
Wowwwwwwwwwwwww.... just realized that I have not been blogging for 3 years!!! It is because I have been busy with a lot of stuff. Now I am married with two adorable kids (*ooopss forget to mention, married to wonderful husband - luv u mas)! The last two years has been a very amazing adventure for our little family, alhamdulillah. Firstly, we moved to Nantes, France and stayed there for almost a year. Then we moved to Toulouse, France for half year. And now here we are wondering around in busy London. We called ourself "nomaden" as we moving too much and travelling not so much!!! Hahaha.. Well anyway, I will start blogging again but today a brief re-intro is enough (*still in lazy thinking mood - lol).
Monday, January 28, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)